Jumat, 07 Januari 2011

MIKROBIOLOGI PERTEMUAN 3

BAKTERI
Sejarah
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον yang memiliki arti "small stick".
Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic. Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan biofilm formation. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas dan magnetosom.Beberapa bakteri mampu membentuk endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrim...
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
* Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
o Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
o Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
* Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
o Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
o Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
* Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
o Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
o Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama.Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel. Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
* Atrik, tidak mempunyai flagel.
* Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
* Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
* Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
* Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya.
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan
* Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C.
* Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C.
* Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93° – 500 °C
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik.Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
* Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.
* Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrumBakteri Eschereria coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
*Bacillus brevis, menghasilkan terotrisin
* Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin
* Bacillus polymyxa, menghasilkan polimixin
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans.
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
No. Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
1. Salmonella typhosa Tifus
2. Shigella dysenteriae Disentri basiler
3. Vibrio comma Kolera
Bakteri penyebab penyakit pada hewan:
No. Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
1. Brucella abortus Brucellosis pada sapi
2. Streptococcus agalactia Mastitis pada sapi (radang payudara)
3. Bacillus anthracis Antraks
Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan:
No. Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
1. Xanthomonas oryzae Menyerang pucuk batang padi
2. Xanthomonas campestris Menyerang tanaman kubis
Proses pembusukan berawal dari mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari luar tubuh mayat, dan dapat pula berasal dari udara, tanah, ataupun air. Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
Tubuh mayat adalah tempat hidup, sumber makanan, serta tempat berkembang biak bakteri-bakteri tersebut, karena tubuh terdiri dari kumpulan protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik dan anorganik lain. Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga membahayakan. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease. Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis bakteri, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini menimbulkan bau.Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya Methanothermobacter thermoautotrophicum yang biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan pembuangan limbah (septic tank). Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan adalah cairan asam dan cairan lain yang mengandung protein toksik. Jika cairan-cairan ini sempat menginfeksi kulit yang luka atau terkena makanan, bukan hanya produk beracun yang dapat masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri heterotrof patogen seperti clostridium.
Bakteri serta produk beracun ini dapat menginfeksi manusia lewat kontaminasi makanan, minuman, atau luka di kulit. Karena adanya saluran masuk ini, maka berbagai penyakit seperti malaria, diare, degradasi sel darah merah, lemahnya sistem pertahanan tubuh, infeksi pada luka (tetanus), bengkak, atau infeksi pada alat kelamin menjadi ancaman yang serius.
Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini adalah dengan menjaga makanan dan minuman tetap steril, yaitu dengan dipanaskan. Mencuci tangan dan kaki dengan sabun antiseptik cair sebelum makan. Menjaga lingkungan agar steril dengan cara menyemprotkan obat pensteril.
Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah pertumbuhannya dengan cara meminum obat antibiotik atau suntik imunitas. Sifat-sifat inilah yang harus dipahami dengan cara mengikuti prosedur standar penanganan mayat. Antara lain menggunakan masker standar minimal WHO (tipe N-95), memakai sarung tangan khusus, serta mencuci tangan sebelum dan sesudah mengangkat satu mayat. Langkah terbaik adalah segera menguburkan mayat.

Rabu, 05 Januari 2011

pertemuan 3 SISTEM PENGELUARAN (EKSKRESI)

Reaksi metabolisme tidak hanya menghasilkan ATP dan bermanfaat lainnya, tetapi juga menghasilkan zat sisa. Semua zat sisa tersebut harus dikeluarkan dari tubuh. Untuk, itu hewan harus memiliki organ/ alat pengeluaran yang berpungsi untuk membuang berbagai zat sisa metabolisme, sisa obat,sisa hormon, dan berbagai zat toksin/beracun.
Berbagai Organ Pengeluaran dan Cara Kerjanya
Hewan mempunyai bermacam-macam organ pengeluaran yang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu organ ekresi umum dan khusus. Organ pengeluaran umum antara lain berupa pakuola kontraktril dan sejumlah saluran tubuler (berbentuk pipa) antara lain organ nefridia, tubulus malfighi, dan nefron. Organ pengeluaran khusus tersusun atas berbagai struktur seperti kelenjar garam (antara lain kelenjar ingsang dan kelenjar rektal), insang dan hati vertebrata.
Vakuola kontraktril
Vakuola kontraktril merupakan organel berbentuk bulat yang berisi cairan dan dibatasi oleh membran, dimiliki oleh dua kelompok hewan yaitu binatang karang (sponge) dan protozoa.
Ciliata air tawar dimiliki cairan tubuh yang hiperosmotik sehingga tubuhnya cenderung kemasukan air dalam jumlah besar. Kelebihan air yang masuk ketubuhnya itu harus selalu dibuang. Apabila konsentrasi osmotik lingkungan sekitarnya menurun (menjadi lebih encer), laju pemasukan air ke dalam tubuh hewan pun akan meningkat sehingga dia harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan sejumlah besar air. Untuk mengeluarkan hal tersebut membran vakuola akan berfusi dengan membran sel, lalu air di dalamnya dikeluarkan kelingkungannya.
Mekanisme masuknya cairan ke dalam vakuola belum diketahui sepenuhnya. Proses pemasukan air ke vakoala maupun mengosongkan vakuola di duga merupakan proses yang memerlukan ATP. Kemungkinan ATP diperlukan untuk mentranspor ion melewati membran vakuola agar konsentrasi ion berubah.
PROTONEFRIDIA
Protonefridia merupakan organ pengeluaran yang berbentuk tubulus/pipa tertutup, tidak terhubung dengan rongga tubuh hewan, dan ditemukan pada hewan yang lebih tinggi dari Coelentrata. Sel penyusun bagian tubulus yang tertutup dilengkapi dengan silia. Apa bila jumlah silia yang dimiliki hanya satu (tunggal), sel di sebut solenosit apa bila memiliki beberapa silia di namakan sel api. Protonefridia bekerja menggunakan prinsip tekanan negative. Pada saat silia yang terdapat dalam tubulus tertutup bergetar bagian tersebut akan timbul tekanan negatif menyebabkan cairan tersedot kedalam ujung tubulus yang buntu, dengan melintasi membran pada ujung tubulus. Hal ini juga merupakan cara untuk menyaring cairan yang melewati membran tubulus proses yang disebut ultrafiltrasi. Akhirnya dalam saluran protonefridia akan berbentuk “urin” yang mempunyai konsentrasi osmotik lebih rendah dari pada cairan tubuh.
METANEFRIDIA
Metanefridia kadang-kadang di sebut dengan nefridia saja adalah organ pengeluaran pada beberapa cacing anelida. Metanefridia merupakan organ pengeluaran yang mempunyai lubang bersilia saluran dengan ujung berfori (berlubang) yang terbuka kearah rongga tubuh ( disebut nefridiostom). Metanefridia melakukan ultrafiltrasi,reabsorbsi dan sekresi. Proses ultrafiltrasi, reabsorbsi, dan sekresi pada metanefridia akan menghasilkan “urin” encer yang bersifat hipoosmotik terhadap cairan tubuhnya.

TUBULUS MALFIGHI
Tubulus Malfighi adalah organ pengeluaran pada serangga, berupa saluran/pipa yang salah satu ujungnya buntu, ujung lainnya membuka kearah usus, terletak diantara usus tengah dan rectum. Tubulus Malpighi terbesar dirongga tubuh yang penuh cairan (di sebut hemosol)
Oleh karena insekta mempunyai system sirkulasi terbuka, system tersebut bekerja dengan tekanan rendah tidak tersedia kekuatan untuk mendorong terjadinya ultrafiltrasi, cairan tubuh. Selama proses pembentukan urin, mula-mula ion K+ akan disekresikan ke tubulus Malpighi. Penarikan air dan ion CL- kedalam tubulus sehingga terbentuk urin awal. Urin awal tersebut akan dimodifikasi dengan cara mereabsorbsi sejumlah besar air sehingga di hasilakn urin yang pekat.
KELENJAR HIJAU PADA KRUSTASEA
Adalah organ pengeluaran yang dimilii krustasea yang terletak didaerah kepala, memiliki suatu kantong berujung buntu, disebut the end-sac (pundi-pundi). Pundi-pundi tersebut berhubungan dengan saluran nefridia dan berakhir pada kandung kemih , pundi-pundi tersebut diantara cairan selomik. Urin awal krustasea masih memilki komposisi yang serupa dengan cairan tubuh, namun tidak mengandung senyawa bermolekul besar, selama mengalir di panjang saluran nefridia, air dan berbagai macam zat direabsorbsi, hingga akhirnya berbentuk urin yang akan di tampung dalam kandungan kemih. Kandungan kemih terhubung dengan lingkungan sekitar melalui lubang pengeluaran yang terletak di dekat dasar antena.
NEFRON PADA VERTEBRATA
Nefron adalah organ fungsional terkecil penyusun ginjal yang merupakan organ pengeluaran utama pada vertebrata. Pada ginjal vertebrata dapat di tunjukan beberapa bagian ginjal yaitu korteks, medulla, pelpis ginjal, papilla ginjal, dan ureter.
Ginjal vertebrata membentuk urin melalui proses filtrasi,reabsorbsi, dan sekresi. Pada tubulus proksimal berlangsung reabsorbsi berbagai zat yang masih berguna bagi tubuh dan sekresi urea ke urin. Reabsorbsi dan sekresi akan berlangsung terus hingga berbentuk urin yang lebih pekat. Proses pemekatan filtrate dalam nefron (di tubulus ginjal) hingga akhirnya berbentuk urin. Pada mamalia reabsorbsi air pada tubulus ginjal dipengaruhi oleh hormone ADH. Apabila jumlah ADH cukup banyak, volume urin yang di hasilkan akan semakin berkurang.
Pengeluaran Senyawa Bernitrogen
Makanan pada umumnya mengandung karbohidrat, lemak dan protein, asam nukleat. Metabolism karbohidrat dan lewmak akan menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan air, dapat dikeluarkan dengan mudah melalui organ pernapasan dan organ pengeluaran sehingga tidak menimbulkan masalah bagi organ tubuh.
Didalam tubuh protein dihidrolisis menjadi asam amino, sementara hewan tidak dapat menyimpan kelebihan asam amino sehingga zat tersebut harus dikeluarkan dalam tubuh atau mengalami metabolisme lebih lanjut. Asam amino di ubah menjadi senyawa lain yang dapat diproses lebih lanjut menjadi glukosa.
Metabolisme asam amino disebut deaminasi, menghasilakan zat sisa berupa ammonia. Dalam reaksi transdeaminasi, mula-mula asam amino di ubah menjadi senyawa lain yang dapat dideaminasi lebih lanjut untuk menghasilkan ammonia. Proses tersebut terjadi menurut reaksi berikut.

| 0
H ||
R - C – COOH + H20 → R - C - COOH + NH3
|
NH2
Asam amino asam keto amonia
Pengeluaran ammonia dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga pilihan cara berikut yaitu (1) mengeluarkan tanpa mengubahnya, (2) mengubahnya terlebih dahulu menjadi urea dan kemudian mengeluarkannya, atau (3) mengubahnya terlebih dahulu menjadi asam urat lalu mengeluarkannya.
PENGELUARAN NITROGEN DALAM BENTUK AMONIA
Hewan yang mengeluarkan nitrogen dalam bentuk ammonia dinamakan hewan amonotelik, misalnya ikan teleostei,sikostomata, dan kebanyakan invertebrata akuatik. Ammonia dapat menimbulkan berbagai gangguan antara lain mengubah pH intrasel mengubah fungsi enzim dan protein. Ammonia dapat mengubah fungsi mitokondria dan bersipat sangat toksik, ammonia sangat mudah larut dalam air.
Pengeluaran nitrogen dalam bentuk ammonia hanya dilakukan oleh hewan akuatik (amonotelik). Pembentukan ammonia di dalam tubuh tidak menimbulkan masalah karena amonia sangat mudah larut dalam air dan mudah menembus membran sel sehngga akan segera keluar dari tubuh. Ammonia di kelurkan dari dalam tubuh malalui insang. Pengeluaran amonia melalui insang mencapai 6-10 kali lebih besar daripada pengeluaran melalui ginjAL.
PENGELUAN NITROGEN DALAM BENTUK UREA
Urea ialah senyawa yang mudah larut dalam air, memiliki toksisitas lebih rendah daripada amonia, dan merupakan hasil sisa bernitrogen yang utama pada hewan terrestrial. Hewan yang menghasilakan dan mengeluarkan urea disebut ureotelik. Pembentukan urea dapat terjadi pada hewan vertebrata maupun invertebrate.
Urea mengalami nasib yang berpariasi tergantung pada jenis hewan. Pada hiu dan ikan pari, urea yang dihasilkan tidak dikeluarkan dari dalam tubuh, melainkan direabsorbsi dan masuk kembali kesistem sirkulasi. Pada kedua hewan tersebut, urea tidak dapat di sebut sebagai zat sisa, melainkan senyawa yang sangat penting bagi hewan. Katak pemakan kepiting juga menggunakan urea untuk keperluan osmoregulasi. Katak jenis ini memiliki tubulus ginjal yang sangat permeabel terhadap urea sehingga urea pada cairan tubulus ginjal akan berdifusi masuk kembali kedalam darah.
PENGELUARAN NITROGEN DALAM BENTUK ASAM URAT
Hewan yang mengeluarkan asam urat di namakan hewan urikotelik contoh hewan urikotelik missal insekta, burung, reptilian, dan siput darat. Pembentukan asam urat dianggap sebagai kunci keberhasilan adaptasi untuk hidup didarat. Asam urat sangat sulit larut dalm air. Kelarutan asam urat hanya 6 mg per liter air. Apabila air direabsorbsi dari cairan yang mengandung asam urat, misalnya ciran dalam saluran pengeluaran atau tubulus ginjal, sejumlah garam dan asam urat akan tersisa sebagai endapan. Hal ini dapat di amati pada burung yang meneteskan cairan pekat (kental) berwarna putih, yang ternyata kandungan utamanya adalah asam urat. Oleh karena itu mengeluarkan nitrogen dalam bentuk asam urat hanya memerlukan air dalam jumlah yang sangat sedikit.

Sabtu, 13 November 2010

MIKROBIOLOGI

1. PENGERTIAN MIKROBIOLOGI DAN MIKROBA
Mikrobiologi adalah salah satu bang biologi yang menelaah mengenai organisme hidup berukuran mikrokopis yang meliputi virus, bakteri, archaea, protozoa, alga dan fungi. Beberapa mikroba ( algae dan fungi ) berukuran cukup besar dan dapat dilihat dengan mata telanjang tetapi masih dimasukkan dalam kajian mikrobiologi. Orientasi taksonomi meliputi virology, bakteriologi, mikologi, fikologi atau algologi dan protozoologi. Pada orientasi habitat terdiri dari mikrobiologi air, tanah dan laut sedangkan orientasi problema yaitu ekologi mikroba, mikrobia patogenik, pertanian, industri dan geologi. Lapangan mikrobiologi terapan antara lain mikrobiologi kedokteran, akuatik, aeromikrobiologi, mikrobiologi makanan, pertanian, industri geokimia dan eksomikrobiologi.
Mikroba yaitu jasad hidup yang berukuran kecil, secara fisik jasad hidup digolongkan menjadi dunia tumbuhan ( plantae ) dan dunia binatang ( animalia ). Menurut wase menggolongkan jasad hidup berdasarkan susunan kimia makromolekul yang terdapat didalam sel yaitu Archaebacteria, Eukariota dan Eubacteria. Ciri umum mikroba dialam secara umum berperan sebagai produsen, konsumen dan redusen. Ada mikroba yang bersifat non seluler yaitu virus, virus yaitu jasad hiudp yang bersifat parasit obligat, berukuran super kecil atau submikroskopik dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron. Selain itu ada yang disebut viroid yaiyu bahan genetic RNA yang bersifat infeksus ( dapat menginfeksi ) sel inang. Terdapat tiga rentang keragaman yaitu keragaman ukuran, keragaman nutrisi dan keragaman factor fisik lingkungan. Kemudia diversitas kehidupan mikroba antara lain thermofilik, psikofilik, acidofilik, alkalofilik, halofilik, barofilik, radiofilik dan anaerobic obligat.

2. SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBILOGI
Menurut para ahli yang menemukan mikroba misalnya saja menurut Francescoredi (1626-1697) bahwa ulat didalam daging busuk tidak akan berkembang biak apabila disimpan didalam suatu tempat yang tertutup yang tidak tersentuh oleh lalat. John Tyndall menemukan bakteri berspora yaitu percobaannya mendukung pendapat Pasteur bahwa cairan bahan organic dipanaskan dalam air garam yang mendidih selama 5 menit dan diletakan didalam ruangan bebas debu, tidak akan membusuk dalam waktu berbulan-bulan tanpa pemanasan maka akan terjadi pembusukan. Peran mikroba dalam transformasi bahan organic yaitu bahan mikroba akan mengalami perubahan susunannya kimianya dan perubahan kimia yang terjadi yaitu Fermentasi dan Pembusukan.
Penemuan keidupan anaerob oleh Pasteur bahwa pada fermentasi asam batiraf ditemukan adanya proses kehidupan yang baik membutuhkan udara. Sedangkan penemuan enzim yaitu proses fermentasi merupakan proses vital untuk kehidupan. Selain itu ada mikroba penyebab penyakit kerusakan pada minuman anggur oleh mikrobia diduga adanya peran mikroba dalam menyebabkan timbulnya penyakit pada jasad tinggi. Pada penemuan virus diketahui adanya jasad hidup yang mempunyai ukuran lebih kecil dari bakteri karena dapat melalui saringan bakteri yang dikenal sebagai Viny. Selain itu adanya macam-macam penggunaan mikroba antara lain penggunaan mikroba untuk prose4s klasik, untuk proses baru, untuk reduksi antibiotic, untuk teknik genetika modern, dibidang pertanian, pertambangan dan dibidang lingkungan.

3. STRUKTUR DAN FUNGSI SEL MIKROBA
Pada komposisi material sel yaitu DNA dan RNA protein, lemak dan fosfolipid. Ada 2 tipe sel yaitu sel prokariotik dan eukariotik. Tipe sel prokariotik yaitu mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sel eukariotik, tidak mempunyainorganda seperti mitokondria, kloroplas dan aparat golgi, inti sel prokariorik tidak mempunyai membran dll, Sel eukariotikmempunyai inti sejati yang diselumi membrane inti. Inti sel mengandung bahan genetic berupa genoma / DNA yang tersusun dalam suatu kromosom ddl.
Pada struktur sel terdiri dari inti sel, membrane sel prokariotik, dinding sel, flagel dan plli, ddan kapsul dan lendir. Perbadaan sel tanaman, sel hewan dan sel bakteri. Pada dinding sel tanaman sangat kuat dan kasar, sel hewan tidak mempunyai dinding sel, pada sel bakteri dinding sel terdiri dari rental polisakarida dan rental peptide, selain itu terdapat perbedaan pada membrane sel, inti sel, mitokondria, RE, ribosom, kloroplas dan vakuola.Pengertian Mikroba
Jasad hidup yang ukurannya kecil atau disebut jasad renik.
digolongkan menjadi : dunia binatang (animalia)
dunia tumbuhan (plantae)
 Jasad hidup yang ukurannya besar dengan mudah dapat digolongkan ke dalam plantae atau animalia
 Mikroba ukurannya sangat kecil sulit untuk digolongkan ke dalam plantae atau animalia
 Mikroba kadang-kadang juga mempunyai sifat antara plantae dan animalia
Menurut teori evolusi, setiap jasad akan berkembang menuju ke sifat plantae atau animalia
Virus adalah jasad hidup yang bersifat parasit obligat, berukuran super kecil atau submikroskopik dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron . Virus bukan berbentuk sel dan tidak dapat membentuk energi sendiri serta tidak dapat berbiak tanpa menggunakan jasad hidup lain
PENEMUAN ANIMALCULUS
Leeuwenhoek 1633-1723 awal terungkap mikroba : mikroskop sangat sederhana dengan satu lensa jarak fokus yang sangat pendek sangat sederhana dengan satu lensa jarak fokus yang sangat pendek perbesarannya antara 50-300 kali. struktur mikroskopis:biji, jaringan, tumbuhan, invertebrata kecil
francscko redi 1626-1697 ulat di dalam daging busuk tidak akan berkembang biak apabila disimpan di dalam suatu tempat tertutup yang tidak dapat disentuh oleh lalat, bahwa ulat tidak secara spontan berkembang dari daging, belatung pada daging busuk berasal dari telur lalat bukan berasal dari daging itu sendiri

MIKROBA PENYEBAB PENYAKIT
Pasteur 1875-1876 kerusakan pada minuman anggur oleh mikrobia penyakit Bir
Davaine (1863-1868) membuktikan:bahwa bakteri tersebut hanya terdapat pada hewan yang sakit, dan dapat ditularkan pada hewan yang sehat sehingga menimbulkan penyakit yang sama
Robert Koch (1876)
Membuktian bahwa antraks disebabkan oleh bakteri sehingga ditemukan “Postulat Koch” yang merupakan langkah-langkah untuk membuktikan bahwa suatu mikroba adalah penyebab penyakit
PENEMUAN VIRUS
Iwanowsky menemukan bahwa filtrat bebas bakteri dari ekstrak tanaman tembakau yang terkena penyakit mozaik masih tetap dapat menimbulkan infeksi pada tanaman tembakau yang sehat diketahui adanya jasad hidup yang mempunyai ukuran jauh lebih kecil dari bakteri (submikroskopik) karena dapat melalui saringan bakteri yang dikenal sebagai VIRUS..
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL MIKROBA
sel Prokariotik : merupakan tipe sel pada bakteri dan sianobakteria/alga biru (disebut jasad prokariot)
sel Eukariotik : merupakan tipe sel pada jasad yang tingkatnya lebih tinggi dari bakteri (disebut jasad eukariot) yaitu khamir, jamur (fungi), alga selain alga biru, protozoa, dan tanaman serta hewan
TEORI SIMBIOSIS PROKARYOT MENJADI EUKARYOT
SEL PROKARIOTIK
1. mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan sel eukariotik
2. Beberapa sel bakteri Pseudomonas hanya berukuran 0,4-0,7µ diameternya dan panjangnya 2-3µ
3. tidak mempunyai organela seperti mitokondria, khloroplas, dan aparat golgi
SEL EUKARIOTIK
1. Sel eukariotik mempunyai inti sejati yang diselimuti membran inti
2. Inti sel mengandung bahan genetis berupa genome/DNA yang tersusun dalam suatu kromosom
3. Di dalam kromosom terdapat DNA yang berasosiasi dengan suatu protein yang disebut histon
STRUKTUR SEL
1. Inti Sel
a. Inti sel eukariotik pada interfase dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri atas 2 lapisan lemak (lipid bilayers)
b. DNA pada inti tersebar dalam suatu struktur yang disebut kromosom
c. Pembelahan inti dari satu menjadi dua anak inti dikenal sebagai mitosis
d. Pada tanaman dan hewan tingkat tinggi dikenal adanya reproduksi secara seksual
2. Membran Sel Prokariotik
a. Permukaan luar lipid bilayers membran sel bersifat hidrofil, sedangkan permukaan dalamnya bersifat hidrofob
b. Stabilitas membran sel disebabkan oleh kekuatan hidrofobik antara residu asam lemak dan kekuatan elektrostatis antara ujung-ujung hidrofilik
c. Pada bilayer terdapat protein yang letaknya tenggelam (di dalam) bilayer atau terdapat pada permukaannya
3. Dinding Sel
a. Dinding sel bakteri bersifat agak elastis dan tidak bersifat permeabel terhadap garam dan senyawa tertentu dengan berat molekul rendah
b. Secara normal konsentrasi garam dan gula yang menentukan tekanan osmotik di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel
c. Apabila tekanan osmose di luar sel naik, air sel akan mengalir ke luar, protoplasma mengalami pengkerutan, dan membran akan terlepas dari dinding sel, proses ini disebut dengan plasmolisis.
Dinding sel bakteri gram positif: Dinding sel bakteri gram positif terdiri 40 lapis rangka dasar murein, meliputi 30-70 % berat kering dinding sel bakteri . Senyawa lain penyusun dinding sel gram positif adalah polisakarida yang terikat secara kovalen, dan asam teikoat yang sangat spesifik
Dinding sel bakteri gram negatif hanya terdiri atas satu lapis rangka dasar murein yang hanya mengandung diaminopemelat, dan tidak mengandung lisin, hanya meliputi ± 10% dari berat kering dinding sel .
4. Peranan Lisosom, lisosim akan merusak ikatan antar N-asetilglukosamin dan N-asetil asam muramat dalam murein, sehingga lisosim dapat merombak murein dalam dinding sel.
5. Flagel dan Pili. Flagel merupakan salah satu alat gerak bakteri yang letaknya dapat polar, bipolar, peritrik, maupun politrik.
Pertumbuhan Mikroba
Pertumbuhan ialah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu jasad. Pada jasad bersel tunggal (uniseluler) pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan jumlah individu artinya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel banyak (multiseluler) pembelahan sel tidak menghasilkan pertambahan jumlah individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan atau bertambah besar jasadnya.
Pada bakteri pertumbuhan dilakukan dengan pembelahan biner yaitu dari satu sel membelah menjadi dua sel baru. Wakltu untuk membelah dari satu sel menjadi dua sel beru disebut dengan waktu generasi. Selain waktu generasi adajuga istilah lain dalam pertumbuhan mikroba yaitu doubling time atau waktu penggandaan yaitu waktu yang dibutuhkan untuk sel untuk menjadi dua kali jumlah sel atau massa sel semula. Doubling time pada sertiap mikroba berbeda-beda tergantung dari pertumbuhannya.
Pada perkembangan ilmu moikrobiologi ditemukan suatu alat yang dapat digunakan untuk menghitung bakteri dan nama alat tersebut ialah Petroff-Hausser Bacteria Counter (PHBC) dan ada juga alat untuk menghitung khamir, spora atau sel-sel mikroba lain yang ukurannya relatif lebih besar dari bakteri yaitu Haemocytometer.

B. Faktor Lingkungan Mikroba
Faktor lingkungan mikroba mempengaruhi terhadap aktiviatas kehidupan mikroba baik secara morfologi maupun fisiologinya. Faktor lingkunagan mikroba terdiri dari dua macam yaitu faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik terdiri dari :
1. Suhu pertumbuhan mikroba
Terdapat tiga macam suhu ada suhu optimum, suhu minimum dan suhu maksimum. Suhu optimum ialah suhu yang paling cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba. Pengaruh suhu yang terlalu tinggi pada mikroba akan mengakibatkan titik kematian thermal (suhu yang dapat mematikan bakteri dalam waktu 10 menit) dan waktu kematian thermal (waktu yang diperlukan untuk membunuh bakteri atau mikroba). Sedangkan pengaruh suhu yang terlalu rendah dapat mengakibatkan :
Ø Cold shock
Ø Pembekuan (freezing)
Ø lyofilisasi
2. Kandungan air
3. Tekanan osmosis
Tekanan osmotis ini mengakibatkan plasmolosis dan plasmoptisa.
4. Ion-ion dan listrik, kebanyakan mikroba menyukai pH yang normal yaitu sekitar 7
Ø Kadar ion H
Ø Buffer
Ø Ion-ion lain
Ø Listrik
Tegangan listrik bisa mengakibatkan elektrolisis, elektroforesis, dan menyebabkan shock sehingga mikroba menjadi mati.
Ø Radiasi
Ø Tegangan muka
Ø Tekanan hidrostatik
Ø Getaran
Berdasarkan pH nya mikroba dikelompokkan menjadi mikroba asidofil, mikroba mesofil dan mikroba alkalifil.
Faktor biotik yaitu :
1. Interaksi dalam satu populasi mikroba, ada interaksi positif dan interaksi negatif. Interaksi positif ialah interaksi yang meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan kepadatan populasi mokroba. Sedangkan interaksi negatif ialah interaksi yang bisa menurunkan kecepatan pertumbuhyan dan meningkatnya kepadatan populasi.



2. Interaksi antar populasi mikroba
Ø Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling mempengaruhi dan terjadi pada kepadatan populasi yang sangat rendah atau secara fisik dipisahkan dalam mikrohabitat
Ø Komensalisme
Hubungan terjadi apabila satu populasi diuntungkan tetapi populasi lain tidak terpengaruh.
Ø Sinergisme
Menyebabkan terjadinya suatu kemampuan untuk dapat melakukan perubahan kimia tertentu di dalam substrat
Ø Mutualisme
Asosiasi antara dua populasi mikroba yang keduanya saling tergantung dan sama-sama mendapat keuntungan
Ø Kompetisi
Hubungan negatif antara 2 populasi mikroba yang keduanya mengalami kerugian yang ditandai dengan menurunnya sel hidup dan pertumbuhannya
Ø Amensalisme (antagonisme)
Asosiasi antar spesies yang menyebabkan salah satu pihak dirugikan, pihak lain diuntungkan atau tidak terpengaruh apapun
Ø Parasitisme
Terjadi antara dua populasi, satu diuntungkan (parasit) dan populasi lain dirugikan (host/inang)
Ø Predasi
Hubungan predasi terjadi apabila satu organisme predator memangsa atau memakan dan mencerna organisme lain (prey)

C. Medium dan Nutrisi Mikroba
Medium ialah tempat untuk pertumbuhan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi, bahan pembangun sel, dan sintesis protoplasma serta bagian-bagian sel lainnya. Setiap mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroba relatif tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel. Penyusun utama sel adalah C, H, O, N, dan P, yang jumlahnya + 95 % dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun dari unsur-unsur lain.
Nutrisi ialah makanan atau senyawa organik yang dibutuhkan oleh mikroba. Nutrisi tersebut berfungsi untuk aktivitas fisiologi sel. Setiap nutrisi yang dibutuhkan oleh setiap mikroba berbeda-beda kadar dan jumlahnya tergantung pada kebutuhan mikroba itu sendiri. Nutrisi atau bahan makanan yang dibutuhkan oleh mikroba dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok besar yaitu :
Ø air
Ø sumber energi
Ø sumber karbon
Ø sumber aseptor elektron
Ø sumber mineral
Ø faktor tumbuh
Ø sumber nitrogen
Mikroba juga digolongkan berdasarkan nutrisi dan kebutuhan oksigennya. Berdasarkan osumber karbon mikroba dikelompokkan menjadi jasad ototrof dan jasad heterotrof. Berdasarkan jumlah energi dikelompokkan menjadi jasad fototrof dan jasad khemotrof. Berdasarkan sumber elektron ada mikroba litotrof dan ada mikroba organotrof. Dan berdasarkan kebutuhan oksigen mikroba dikelompokkan menjadi mikroba aerob, mikroba anaerob, mikroba mikroaerob, mikroba fakultatif dan mikroba kapnofil.
Macam-macam medium mikroba ialah :
Ø Madium dasar
Ø Medium kompleks
Ø Medium diperkaya
Ø Medium kimia

D. Bioenergetik Mikroba
Bioenergetik mikroba mempelajari pengahasilan dan penggunaan energi oleh mikroba. Proses metabolisme yang terjadi yaitu prose anabolisme dan katabolisme. Proses bioenergetik tersebut ialah :
Ø Biooksidasi dan pemindahan energi
Perubahan energi cahaya menjadi energi kimia sebelum digunakan nantinya dalam reaksi endergonik
Ø Fermentasi
Suatu reaksi oksidasi reduksi yang merombak gula secara anaerob
Ø Respirasi
Respirasi adalah proses oksidasi biologis dengan O2 sebagai aseptor elektronnya yang terakhir
Ø Penggunaan energi olah jasad
Energi digunakan dalam setiap reaksi endergonik dan reaksi eksergonik
Ø Fotosintesis
Ø Katabolisme makromolekul
Terjadinya proses penguraian karbohidrat, penguraian lemak, penguraian asam nukleat, dan penguraian protein.
E. Enzim Mikroba
Enzim ialah suatu senyawa kimia yang berperan sebagai biokatalisator reaksi kimia sehingga dapat mempercepat proses reaksi kimia. Enzim digolongkan ke dalam beberapa kelompok. Berdasarkan tempat bekerjanya ada endoenzim (enzim yang bekerja secara intraseluler) dan ada eksoenzim (enzim yang bekerja di luar sel). Berdasarkan daya katalisisnya ada enzim oksidoreduktase, trasferase, hidrolase, liase, isomerase, ligase dan enzim lain dengan tata nama yang berbeda. Dan penggolongan enmzim berdasarkan terbentuknya enzim yaitu ada enzim adaptif dan ada enzim konstitutif.
Ketika bekerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
Ø Substrat
Ø Suhu
Ø Keasaman
Ø Penghambat enzim (inhibitor)
Ø Kofaktor
Ø Penginduksi

Kamis, 11 November 2010

FISIOLOGI HEWAN

Aisah Sri Mulyani
08542009

Ringkasan fisiologi hewan
Ciri mahluk hidup di antaranya yaitu makan,minum,bernafas bergerak,dan berkembang biak.Oleh karena itu perlu di atur dan di kendalikan agar lingkungan hewan nyaman,Sehingga semua itu di kaji dalam fisiologi hewan.Arti dalam fisiologi hewan itu sendri adalah ilmu pengetahuan yang membahas dan mengkaji mexngenai mekanisme kerja fungsi kehidupan dan segala sesuatu yang di lakukan hewan dengan berbagai gejala yang ada pada system hidup,serta pengaturan atas segala fungsi dalam system hidup.Kehidupan di pengaruhi oleh lingkungan luar dan aktifitas hewan sehingga mempengarui lingkungan internal tubuh hewan yang dapat merubah hewam harus mempertahankan diri atau beradaptasi sesuai kemampuan yang di miliki.
Menurut haude bernad (1813-1878)
Syarat penting hidup di lingkungan eksternal maka hewan tersebut dapat mempertahankan stabilitas lingkungan internalnya,Sehingga dapat di kembangkan yaitu pelopor munculnya gagasan hormon dan regulasi kimia penyebabnya ialah senyawa khusus yang di hasilkan oleh semua organ dan di keluarkan ke cairan jaringan.
Menurut canon (1871-1945)
Memperkenalkan iatilah Homeostatis yang di mana keadaan lingkungan internal yang konstan dan mekanisme yang bertanggung jawab atas keadaan konstan tsb.
Faktor-faktor lingkungan internal harus di jaga stabilitasnya oleh hewan di antaranya,keasaman atau ph,kandungan air tubuh,kadar garam,suhu tubuh dan kandungan nutrein.Hewan di bagi menjadi 2 yaitu Hewan regulator yaitu hewan yang mampu mengatur berbagai factor stabilitas lingkungan internal,sedangkan Hewan conformer yaitu hewan yang tidak mampu mempertahankan keadaan lingkungan internalnya.Hewan akan menyesuaikan diri melalui adaptasi yang terdiri di dalamnya terdapat kata Aklimasi yaitu perubahan adaftif yang terjadi pada hewan dalam kondisi yang terkendali dan berubahnya satu atau dua factor.sedangkan Aklimatisasi yaitu reaksi keseluruhan yang terjadi setelah perubahan – perubahan yang kompleks dari lingkungan eksternal oleh banyak factor .Menurut K.Byoup fisiologi hewan tidak lepas membahas fungsi pada tubuh hewan serta interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan eksternal di bedakan menjadi 2 yaitu Lingkungan Akuatik yang terdiri dari tempat hidup hewan yang berupa baik sebagian kecil air tawar,sebagian besar air laut,dan air payau yaitu air yang merupakan pembatas dalam penyenaran hewan dan pembeda hewan laut dan hewan air tawar.Hewan osmofilik adalah hewan yang tumbuh optimal pada lingkungan dengan tingkat ketersediaan air yang tinggi (lebih 0,95).Sedangkan Hewan osmotoleran yaitu hewan yang mampu hidup dan berkembang biak pada lingkungan dengan tingkat ketersediaan air yang relative rendah.tempat hidup hewan yang berupa daratan terdapat keuntungan ketersediaan oksigen yang melimpah dan apapun ancamannya. Radiasi perpindahaan panas yang terjadi antara 2 benda tanpa ada kontak langsung di antara keduanya. Dan Dehidrasi adalah akan berkurangnya atau kehilangannya air dalam jumlah besar dalam tubuh hewan secara besar-besaran,dan di pengaruhi di antaranya oleh suhu tinggi.
Sistem umpan balik adalah mekanisme pengendalian kondisi homeostatis pada hewan.Di balik itu system umpan balik ada negative dan positif.kemudian sistem umpan balik yang negative dari suhu eksternal turun langsung pariabel yang di kendalikan ketermoreseptor lalu di atur di antaranya oleh pengaturan suhu kemudian efektor tersebut menghasilkan sehingga dapat di simpulkan bahwa sistem umpan balik negative adalah perubahaan suatu pareabel yang oslawan oleh tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan keadaan semula.Sedangkan umpan balik positip adalah perubahan suatu pariabel akan menghasilkjan perubahan yang semakin besar.contohnya pada proses pembekuan darah.Adapun komponen system umpan balik lalu terdapat rangsangan suhu ke reseptor dari pusat intergasi kemudian dari reseptor ada pemantau perubahan langsung ke potensial aksi sedangkan hipotelamus kendalian suhu tubuh kemudian dari pusat integrasi di dorong oleh saraf motorik ke efektor dan penhasil tanggapan biologis atas perintah pusat integrasi dan sama-sama berpusat ke perintah berkembang dab melebarkan pembuluh darah atau kedunya.
Sel adalah Uni terkecil atau bagian terkecil dari organisme dan fungsi kehidupan di lakukan oleh kerja sama multiseluler yaitu dari sel ke sel-sel sama,jaringan dan organ, system organ ke multiseluler.Sedangkan fungsi kehidupan di lakukan oleh satu sel yaitu dari sel langsung ke sel tunggal.Struktur dan fungsi organel sel memiliki nucleus (mengatur karakteristik dari protein yang di perlukan untuk berbagai aktifitas enzimatik), ada eukaryotik, lalu sitoplasma masuk terdapat organel-organel bentuk dan fungsi terspesialisasi terdapat yaitu Sitoskeleton, lisosom (sebagai system pencernaan intrasel yang akan mencerna dan membuang bahan yang tidak di butuhkan atau benda asing dan pencernaan di lakukan melalui enzim acid hydrolase,yang dapat mencerna berbagai bahan organic menjadi bahan yang lebih sederhana), senterol, ribosom (protein yang di hasilkan berfungsi dalam sitosol dan pembungkus organel atau di kirim ke luar sel), reticulum endoplasmic (sintesis lipid,metabolisme karbohidrat dan menawarkan obat dan racun lalu berperan penting dalam sintesis protein), apparatus golgi (mempunyai fungsi memodifikasi unit glikoprotein dari karbohidrat dan sebagai bagian yang menyortir dan megarahkan protein sesuai dangan tempatnya secara tepat) lalu semua ke mitokondria (meningkat kan produktifitas respirasi seluler), membran plasma (berfugsi sebagai rintangan selektif).Metabolisme di bagi menjadi tiga tahap(metabolisme di kaitkan dengan pengaturan sumberdaya materi dan energi dari sel di bentuk ke karbohidrat,lemak,protein. Pembentukan katabolisme ke senyawa sederhana di proses menjadi ATP dan ZAT SISA yaitu:Tahap pertama:tahap ini terjadi selama proses pencernaan makanan ke saluran pencernaan(hewan tingkat tinggi) lalu ke sel (hewan sederhana),Tahap kedua:tahap pemecahaan senyawa sederhana menjadi asetil ko-A,yang berkaitan erat dengan pembentukan ATP dan NADH terbatas,terjadi glikolisis(proses pengubahan glukosa menjadi asam piruvat)tiap molekul glukosa hanya menghasilkan 2ATP di dalam sitoplasma sel.
Bahan penyusun Membran diantaranya: Lemak,Protein,Karbohidrat.Cara transport zat melalui membrane yaitu: Transpor ion channel dan transport aktif di bagi menjadi 2 yaitu Transpor aktif primer dan transport aktif sekunder ada transport sekunder co-transpor, counter-transpor dan fagositosis dan pinositosis.
Hewan Multisel terbagi dalam aktifitas hidup di laksanakan oleh beberapa sel agar meringankan tugas sel dan di bagi lagi hewan harus mampu mengendalikan dan mengkoordinasikan beberapa macam aktifitas maka di perlukan system organ untuk fungsi kendali dan koordinasi lalu ke system saraf dan system hormonal bekerja sama dengan siistem neurohormon atau neuroendokrinal.Sel penyusun system saraf yaitu Neuron di hasilkan potensial aksi ke implus lalu menjalar ke sel lain.Fungsi neuron adalah penghubung antara neuron sensorik (pembawa rangsang dari daerah”tepi prifer”tubuh ke pusat saraf “otak dan sum-sum tulang belakang atau medulla spenalis”)dan neuron motorik (pembawa rangsang dari pusat saraf ke daerah tepi “prifer tubuh”). Bentuk sel saraf di antaranya unipolar,bipolar, dan multipolar.Komponen sel saraf terdapat 3 bagian yaitu badan sel (berfungsi sebagai tempat sintesis nerotransmiter),dendrite(berfungsi sebagai penerima rangsang dan membawanya ke badan sel), akson (berfungsi menjalarkan implus ke ujung akson). Sel Glia yaitu menjamin kondisi lingkungan ionic di sekitar neuron dapat selalu tepat.Komponen penyusn system saraf di antaranya Otak,serabut saraf(kumpulan akson dari sejumlah sel saraf),pleksus (jaringan serabut saraf yang tidak teratur,berfungsi sebagai system saraf pusat,jika terdapat kumpulan neuron yang difusi maka di dalamnya ada sinaps), ganglia (kumpulan sel saraf berbentuk nodul,di lapisi jaringan konektif,mempunyai badan sel dan serabut saraf,di temukan adanya sinaps).
Polarisasi, sel saraf (keadaan istirhat) lalu polar (keadaan sedang tidak menjalarkan rangsang) terdapat du muatan yaitu muatan yang lebih negative di sisi dalam membran sedangkan muatan yang lebih positif di sisi luar membrane keduanya bergerak ke membrane sel saraf bersifat impermeable terhadap ion natrium dan permeable terhadap ion kalium.Depolarisasi ada rangsang di dalamnya terdapat(membrane sel saraf,perubahan elektrokimia fisiologi (permeable ( Na) impermeable (K) dan ion (Na) berdifusi, ion (K) di tahan),perubahan dalam membrane + dan luar membrane - ,sel megalami depolarisasi) dan terjadi gejala perubahan elektrokimia khas yang terjadi pada membran yang di rangsang (IMPLUS) dan potensial membran yang di ukur pada saat sel terdepolarisasi (Potensial aksi).
Penjalaran implus adalah peristiwa penjalaran potensial aksi di sepanjang akson yang terjadi secara konduksi dan lambat. Repolarisasi yaitu membrane saraf lalu ke impermeable (Na),permeable (K),perubahan awal:dalam membrane (-),luar membran(+),priode penyembuhan(repolarisasi) lalu ke periode refrakter(tahap yang sangat penting bagi sel) di bagi 2 yaitu priode refrakter absolut dan priode refrakter relatif.Hewan tingkat yang paling sederhana di dalamnya(organisasi sistem saraf dan neuron ke dendrit,akson lalu ke reseptor,membentuk sinaps dengan beberapa jenis sel efektor,akan terjadi tanggapan terhadap perubahaan lingkungan dan mampu melajsanaakan fungsi kehidupan. Pramesium adalah hewan dengan sejumlah besar cilia yang menutupi seluruh permukaan tubuhnya,silia di gunakan berbagai keperluan misalnya bergerak(di atur dan di koordinasikaan) dan memperoleh makanan ,oleh sebuah silia,pemacu(pace maker)
Organisasi sistem saraf vertebrata yaitu sistem saraf susunan saraf pusat ke otak dan medula spinalis,kalau dari susunan saraf tepi,divisi motorik dan sensorik.motorik ada susunan saraf otonom:otot polos dan otot jantung,di luar kontrol kesadaran ada(divisi simpatik dan parasimpatik) dan susunan saraf somatis (otot skelet,di bawah kontrol kesadaran).
PERTEMUAN II
FISIOLOGI ENDOKRIN
Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan. Seperti aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, integarasi dan koordinasi tubuh. Sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf, tetapi ada dua perbedaan kerja antara sistem saraf dan sistem endokrin yaitu :
1. Sistem endokrin lebih banyak bekarja melalui transmisi kimia, sedangkan sistem saraf tidak.
2. Respons dari sistem endokrin berjalan lambat dari sistem saraf
Agar dapat memperlihatkan efeknya hormon dari kelenjar endokrin harus dapat sampai ke organ sasaran. Organ sasaran yaitu organ yang memiliki reseptor khusus untuk hormon yang sesuai dan merupakan tempat yang tepat untuk memperlihatkan efeknya. Dan ini merupakan gagasan kl;asik tentang mekanisme kerja hormon.
Klasifikasi hormon itu ada dua macam yaitu, berdasarkan fungsinya dan berdasarkan stuktur kimianya. Klasifikasi hormon berdasarkan struktur kimianya yaitu :
1. Hormon protein
2. Hormon steroid
3. Hormon asam amino
4. Zat kimia yang menyerupai hormon
Klasifikasi hormon berdasarkan fungsinya yaitu :
1. Hormon perkembangan
Hormon yang memegang peranan dalam pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi
2. Hormon metabolisme
Hormon yang berperan dalam proses metabolisme tubuh
3. Hormon trofik
Hormon yang dihasilkan oleh suatu sistem yang merangsang kelenjar endokrin untuk menghasilkan hormon
4. Hormon pengatur metabolisme mineral dan air
Hormon yang mengatur homeostatik mineral dan konservasi air tubuh
5. Hormon pengatur sistem kardiovaskuler
Hormon yang mengatur aktivitas konduksi dan kontraksi jantung
Hormon juga disintesis di dalam tubuh, tahapan sintesis hormon di dalam tubuh terdiri dari empat tahap. Tahap pertama yaitu, hormon disintesis di dalam retikulum endoplasma kasar yang terdiri dari poliribosom dan melekat pada sacculus. Tahap kedua, melalui sisterne ini hormon ini dihantar ke dalam aparatus Golgi baik secara langsung dengan menembus membran aparatus golgi atau dengan cara membentuk vesikel (elemen transisi) dan selanjutnya elemen transisi ini akan masuk ke dalam aparatus Golgi. Tahap ketiga yaitu, di dalam aparatus Golgi, dibentuk butir-butir sekretoris yang mengandung hormon yang masih sedikit, selanjutnya seiring dengan waktu akan menjadi dewasa. Dan tahap ke empat yaitu, setelah dewasa, butir-butir sekretoris ini kemudian dihantar ke arah membran plasma. Selanjutnya terjadi fusi antara membran plasma dengan butir-butir sekretoris dan akhirnya akan terjadi sekresi hormon yang terdapat di dalam butir-butir sekretoris dengan jalan eksositosis ke dalam cairan ekstraseluler.
Fisiologi pencernaan
Sistem pencernaan berfungsi untuk mengubah bahan makanan yang kompleks menjadi sari makanan yang sederhana agar dapat diserap oleh sel. Pencernaan makanan dapat terjadi secara mekanis dengan bantuan gigi atau penggantinya (misal gigi parut atau bahan tanduk) dan secarakimia dengan bantuan enzim pencernaan atau senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Ditinjau dari tempat berlangsungnya, pencernaan makanan dapat terjadi di dalam sel (intraseluler) dan di luar sel (ekstraseluler).
Cara yang dilakukan hewan untuk memperoleh makanan maupun jenis makanan hewan sangat ditentukan oleh jenis alat pencernaan makanan yang dimiliki oleh hewan tersebut. Bahan makanan hewan yang berupa karbohidrat, protein dan lemak dicerna secara enzimatik oleh enzim karbohidrase, protease dan lipase. Pencernaan bahan-bahan makanan tersebut menghasilkan sari makanan berupa gula, asam amino, dan gliserol serta asam lemak.
Sari makan diserap oleh usus lalu masuk ke dalam pembuluh darah (langsung atau melalui pembuluh lakteal) dan selanjutnya didistribusikan ke sel-sel jaringan. Di dalam sel, sari-sari makanan tersebut akan dimetabolisasi lebih lanjut melalui serangkaian proses yang akan menghasilkan ATP. ATP ialah senyawa kimia berenergi tinggi yang dapat digunakan hewan untuk menyelenggarakan seluruh aktivitasnya.
Pencernaan pada hewan ada dua macam, yaitu pencernaan pada hewan tingkat tinggi dan pencernaan pada hewan tingkat rendah. Pada hewan tingkat rendah tidak memiliki organ pencernaan dan pencernaan makananya intrasel yaitu di dalam vakuola makanan. Dan tahapan proses pencernaanya yaitu sebagai berikut lisosom mensekresikan enzim pencernaan yang menyebabkan suasana berubah menjadi asam terjadi pemisahan berbagai garam kalsium yang akan menciptakan kondisi pH yang tepat untuk enzim berfungsi, sehingga bahan makanan dapat diserap oleh sitoplasma dan akhir proses pencernaan keadaan lingkungan menjadi netral. Bahan makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui proses eksositosis.
Pada hewan tingkat tinggi makanan dicerna di dalam saluran yang telah berkembang dengan baik. Pencernaan makanan berlangsung di dalam saluran gastrointestinal atau di luar sel. Sistem gastrointestinal tersusun atas berbagai organ yang terbagi ke dalam beberapa fungsi yaitu, fungsi daerah penerimaan, daerah penyimpanan, daerah penyerapan nutrisi dan pencernaan, dan daerah penyerapan air dan ekskresi.
Proses pencernaan makanan yaitu mencerna semua makanan yang masuk ke dalam tubuh hewan. Ada tiga pencernaan makanan pada hewan yaitu pencernaan karbohidrat, pencernaan protein dan pencernaan lemak.